Bapak Nur
Rodi adalah salah seorang pedagang Nasi Goreng Mawut yang berlokasi di daerah
Ulujami Jakarta Selatan. Warung nasi goreng yang beliau rintis ini biasanya
dibuka pada pukul 5 sore sampai dengan jam 1 malam. Ketika ditanyai mengenai
aktivitas yang biasa beliau lakukan ketika ada waktu luang, bapak nur menjawab
bahwa untuk menghilangkan rasa penat maka beliau akan pergi ke monas dengan
tujuan nongkrong bersama teman-temannya dan beristirahat di siang hari. Bapak
Nur pun juga berkata “Alasannya, kadang-kadang kita capek, trus juga
kadang-kadang temen udah lama nggak ketemu. Momen yang pas kita libur trus
ngumpul bareng, nongkrong di Monas kan tepat tu kan enak biasanya”. Beliau
mengungkapkan bahwa dirinya pergi nongkorng dalam kurun waktu sebulan sekali.
Untuk melakukan aktivitas nongkrong di Monas beliau lakukanya bersama temannya
yang merupakan pedagang-pedagang juga dan ketika ditanyakan mengenai keluarga,
beliau mengatakan bahwa untuk pergi bersama keluarga biasanya dengan tujuan
yaitu tempat pariwisata. “ya biayanya sih ringan, paling abis ya 50. Kan ya
kita paling ke sono ngopi, sama ngerokok gitu.” Ucap lelaki yang berusia 24
tahun ini.
Bapak Nur mengatakan bahwa
aktivitas yang tidak disukai adalah ketika beliau merasa capek akan tetapi
malah di suruh beraktivitas dan beberapa aktivitas yang menurutnya tidak
penting karena tidak ada gunanya. Sejak 5 tahun tinggal di Jakarta beliau
mengaku memiliki tempat favorit yaitu Dufan dengan alasan bahwa dirinya bisa
melihat pantai bisa bermain di Waterbom Atlantis. “..... karena aku pikir di
samping-samping pantai itu rasanya plong gitu, kayaknya di pikiran itu berasa
lega gitu, kayaknya gimana gitu.” Ujar pemilik warung Nasi Goreng Mawut ini.
Informasi mengenai tempat-tempat yang pernah beliau kunjungi ini merupakan
hasil rekomendasi dari para teman-temannya ataupun saudaranya. Saat ditanyakan
mengenai tempat yang paling favorit, beliau pun menjawab “kalo sama temen sih
mending ke Monas karena nongkrongnya bebas, tapi kalau sama keluarga ya Dufan.”
“..... karena sama teman-teman
ya sepantaran, namanya aja juga temen, kadang kalo ngobrol-ngobrol nongkrong di
Monas itu rasanya beda.” Ucap bapak Nur melengkapi jawaban sebelumnya. Lain
halnya dengan keluarga, menurut beliau di Dufan itu karena ingin bersama-sama keluarga
di pantai, senang- senang bersama keluarga, mandi bersama di pantai, bermain
air, sehingga dirinya pun merasa senang. Untuk masalah jarak tempat favorit
tersebut bapak Nur menjelaskan bahwa
waktu yang ditempuh untuk pergi ke Monas berkisar 1 – 1.30 jam dan kalau
ke Dufan pun lebih jauh berkisar 2 jam lebih.
Bepak Nur rela menghabiskan
waktu berjam- jam untuk pergi ke Dufan karena menurutnya ketika ada waktu luang
maka harus di manfaatkan dan karena waktu kunjungan hanya 1 tahun sekali beliau
rela untuk menempuh waktu tersebut. Selanjutnya, Monas hampir lebih sering
dikunjungi karena 1 bulan sekali pergi ke Monas yang jarahnya tidak terlalu
jauh.
Masalah budget yang rela
dikeluarkan untuk Dufan minimal 1 juta. “ kalo mandi di Atlantis tiketnya aja 125
ribu, 1 orang, bahkan lebih untuk biaya masuk doang. Kadang – kadang kita bawa
bekal dari rumah.” Tutur pak Nur. Lokasi tempat wisata yang cukup jauh menuntut
beliau untuk pergi menggunakan kendaraan seperti motor ataupun menyewa mobil
pribadi. Tempat yang paling senang untuk dikunjungi adalah Monas sedangkan
tepat yang tidak suka dikunjugi adalah bukit. “.... biasanya saya paling ga
suka bukit karena capek naiknya.” Kata bapak Nur. “Namanya udah capek kerja kan
bukan liburan, malah tambah capek jadinya. Pengennya yang relax gitu”. Jelas
Bapak Nur. Sampai bapak nur berkata bahwa apabila dengar kata bukit dirinya pun
malas.
Pengalaman menarik dalam hal
berekreasi pun pernah di alami oleh Bapak nur ini. Pada saat itu belaiu sedang
pergi ke Monas bersama teman-temannya yang sedang asik ngopi. Tiba-tiba hujan
pun datang sehingga beliau dan teman-temannya kehujanan dan sesegera mungkin
mencari tempat untuk berteduh. Hingga akhirnya beliau pulang ke rumah dengan
kondisi basah kuyup.
Lain halnya dengan pengalaman
buruk yang pernah dialami oleh Bapak nur. Ceritanya, pada saat itu ingin pergi
ke rumah saudaranya yang berlokasi di kebun jeruk pada malam hari. ketika
diperjalanan pun bapak Nur mengalami musibah yaitu ban motornya bocor. Hingga
akhirnya beliaupun mendorong motornya ke tempat tambal ban yang lokasinya
hampir dekat dengan rumah saudaranya tersebut. Hal yang sama pun menimpa Bapak Nur yang sedang pergi bersama
teman-temannya untuk berekreasi ke waduk Malahayu. Akan tetapi, yang terjadi
adalah kendaraan temanya rusak hingga akhirnya sampai di lokasi yang dituju
sudah larut malam dan waktu rekreasi pun hanya sebentar.
Ketika bercerita kembali
mengenai monas beliau pun menjabarkan bahwa di Monas itu jarang ada petugas.
Sehingga jika belau ingin nongkrong bareng di sana pada malam hari pun menjadi
bebas, bisa bermain bola tanpa ada yang melarang. Tempat wisata seperti Dufan
pun memiliki nilai yang baik di mata Bapak Nur karena menurutnya Dufan itu
tempatnya bersih, dan petugasnya ramah sehingga merasa segan ketika melakukan
kunjungna ke sana. Dengan adanya kelebihan maka ada kekurangan yang juga
dialami oleh beliau dimana di Dufan perlu di perbanyak seperti wc umum dan
mushola dengan harapan ketika ada orang yang kebelet mereka tidak sembarangan
lagi. Selain itu, kalau di Monas yang perlu diperbaiki adalah parkir liar
karena suka minta uang sembarangan dan terkadang dengan sesuka harinya
menaikkan uang parkir. Sehingga menurut beliau perlu dilakukan pengawasan lebih
lanjut agar ketika orang orang beraktivitas di sana bisa nyaman.
Bapak nur memiliki beberapa
kriteria dalam memilih tempat wisata seperti harus tersedianya event-event
sehingga ada hiburan yang bersifat santai. Hal ini dianggap perlu oleh
orang-orang banyak.
“kalau menurut saya orang -orang lebih banyak berkunjung ke tempat wisata yang
banyak eventnya.” tuturnya ketika memberi alasan. Selain itu, Promo tempat
wisata juga dianggap penting seperti promo paket dengan harga yang lebih murah.
Dan yang terakhir adalah harga tiket masuk yang tidak terlalu mahal. “ saya
suka pergi nongkrong, ngerokok
bersama teman di Monas karena ngga terlalu bayak ngabisin uang”. Ucap beliau.
Faktor eksternal seperti
promosi-promosi di berbagai media seperti poster atau iklan di TV pun menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi beliau untuk pergi berekreasi. Selain itu
ada juga faktor rekomendasi keluarga. Seperti kalimat yang diucapkannya
“...jadi sering liat, penasaran juga gitu.” Belai mengaku bahwa dirinya sering
meliat poster-poster di jalanan dan kalaupun promosinya melalui internet maka
yang banyak melihat atau mencari adalah orang-orang dari luar daerah.
Saat ditanyakan mengenai
temoat wisata yang diinginkan bapak Nur menjawab “ karena faktor cuaca di
jakarta sangat panas kan ya, yang saya kepengen kalo di Jakarta ya tempat-tempat
yang seperti pantai....”ucapnya. dengan alasan ketika berada di pantai
pikirannya merasa plong, terasa sejuk, senang melihat orang-orang banyak yang
sedang bermain air, perahu-perahu, dan udara di pantai terasa lebih segar.
Harapan tempat rekreasi yang
ingin dikunjunginya adalah Bali karena merasa penasaran ketika melihat di TV dan
beberapa orang memakai kaos bertulisakan Bali sehingga dirinya membayangkan
seperti apa Bali tersebut. Ketika ditanyakan apa yang sebenarnya ingin di lihat
di Bali dengan sekejap bapak nur menjawab “ yang saya penasaran ya pengen liat
itu matahari tenggelam dan terbit matahari.”. “menurut saya pantai itu tenang,
damai gitu kan, bisa bikin pikiran berasa plong, gitu. Jadi saya lebih suka di
pantai.” Jawabnya ketika ditanyai mengenai pantai. Berbeda halnya degan Monas.”
Saya lebih suka ke Monas karena satu, enak buat nongkrong malem. Kedua, banyak
anak-anak geng-geng motor gitu lah, seneng aja liatnya.” Ucapnya. Belai pun
juga mengatakan bahwa “ kalau dari segi pemandangan Monas itu ya biasa-biasa
ajalah, cuma kalo di Monas terasa lebih di Jakarta Banget gitu.”
Jika dirinya mendengar kata
waktu luang maka teringat kata “nongrong” di dalam pikiran beliau. Sedangkan
untuk tempat wisata, bapak Nur menyebutkan kata “ramai” karena dengan ramainya
suatu tempat wisata maka dapat menarik perhatian orang untuk berkunjung karena
adanya rasa penasaran terhadap tempat tersebut. “ kondisi Jakarta sekarang
lebih panas, lebih macet juga...” tuturnya ketika menyampaikan pendapat.” Kadang-kadang
kita yang udah capek kerja kan, udah panas, pusing dari kerjaan juga jadi kita
ngilangin rasa penat di pikiran ya kan kita larinya ke pantai. Merasa lebih
tenang, adem juga gitu kan jadi berasa lebih lega kalo di pantai” ujar lelaki
yang memiliki hobi berenang dan main bola. Menurutnya karena faktor hobi juga
yang membuat dirinya ketika sedang pergi ke Monas untuk melakukan aktivitas
nongkrong dan bisa menyalurkan hobinya untuk bermain bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar