Minggu, 28 September 2014

Informan-8


Waktu Luangku untuk Keluarga
Seorang Ibu yang bernama Misroha ini merupakan salah satu pedagang buah yang membuka usahanya di pasar kebayoran, Jakarta Selatan. Ibu Misroha mengaku bahwa kesehariannya beliau menghabiskan waktu di pasar untuk menjual berbagai macam buah dagangannya. Apabila memiliki waktu luang, aktivitas yang dilakukannya adalah tiduran atau istirahat di rumah karena dirinya sendiri merasa capek setelah berdagang.” Ya, nonton TV sama ngurusin anak” ucap ibu yang memiliki 3 orang anak ini. Sebagian aktivitas di waktu luangnya ini dihabiskan bersama anaknya ataupun keluaraganya. Beliau mengaku bahwa dulu dirinya sering bepergian bersama anak-anaknya ke Taman Mini ataupun Ancol. “Sekarang anaknya udah 3 kan. Jadi, uangnya dikumpulin buat uang sekolah, kebutuhan lain. Jadi jalan-jalannya di kurangin gitu.” Ungkapnya. Bisanya pun beliau berjalan-jalan  hanya pada saat liburan ataupun tahun baru (1 tahun sekali).
Alasan beliau pergi ke ke tempat tersebut karena ingin menuruti keinginan anak-anaknya dan sekaligus refreshing agar tidak tegang. Sekali pergi pun Ibu Misroha dapat mengeluarkan uang sejumlah 300-500 ribu karena anaknya sendiri ingin bepergian dengan menggunakan taxi. Menurut ibu Misroha, dirinya sangat tidak menyukai aktivitas yang tidak ada manfaatnya seperti ngerumpi dengan tetangganya karena ketika itu pasti akan membicarakan orang lain. Tempat favorit yang sering dikunjungi ketika berpergian adalah Taman Mini dan Ancol. Taman mini merupakan tempat yang paling sering dikunjungi ketika memiliki waktu luang karena di sana banyak mainan. Ibu Misroha sangat memanjakan dirinya dan keluarga ketika memiliki waktu luang oleh karena itu mereka sekeluarga bisanya pergi dengan menggunakan taxi dengan alasan lebih gampang dan tidak perlu mengganti jenis kendaraan.
Salah satu tempat yang tidak sukadi kunjungi adalah pantai karena menurut beliau dirinya sudah sering pergi ke pantai yang berada di kampung halamannya dan biasanya di hari sabtu atau minggu akan banyak orang berkunjung ke sana sehingga kondisinya akan menjadi lebaih ramai.  “kemana ya? Ga pernah kemana-mana mbak. “Yaaa, orangnya ga suka jalan-jalan sih, ngga suka kemana mana gitu, kalo udah capek ya pulang ke rumah. Yaaa, paling nurutin anak aja sekali dua kali pergi”. Ujar ibu yang berumur 38 tahun ini. “kalo di kampung kan ini, ngga bayar mbak, deket. Kalo di sana kan naik sepeda ontel juga nyampe.” Jawabnya ketika ditanyakan alasan kenapa tidak suke ke pantai. “ Intinya itu ngeluarin duit sama badannya capek itu malas saya.” Terang Ibu Misroha. Akan tetapi apabila beliau memiliki rejeki dan anaknya ingin pergi ke Taman Mini, Sebagai seorang Ibu mau tidak mau akan ikutan pergi juga. Alasan lain yang membuat beliau tidak mau pergi ke Pantai karena dirinya merasa takut jika anaknya berada di dekat air pantai.
Pengalaman menarik yang pernah beliau alami adalah ketika liburan anaknya masih kecil-kecil ingin menyusul ke Jakarta, dan kebetulan ada rezeki, jadi Ibu Misroha pun mengajak anak-anaknya untuk pergi jalan-jalan. “kalo misalnya kalo mau ngapa-ngapin dan anaknya pada ngga ngumpul, ya ngga seneng gitu mbak, ngga enak. Jadi kayak nggak serasi, di hati juga ngga ini gitu .” Ungkapnya.
Pengalaman buruk yang pernah dialami adalah ketika pulang kampung dan bus yang ditumpangi mogok di jalan. Sementara anak-anaknya sudah izin libur sekolah selama satu minggu. Jadi Ibu Misroha takut kalo anaknya kebanyakan ngga masuk sekolah. “saya nyenengin anak tak dibatasin mbak, tak di seneng-senengin terus gitu, orang dagang kan ga mesti, kadang rame, kadang sepi, kadang pas-pasan gitu. Jadi, pernya kadang aja. “ jawabnya ketika ditanyakan masalah liburan.
Faktor yang terpenting dalam berekreasi adalah keamanan karena apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka tidak ada yang bertanggung jawab. Selain itu juga faktor kebersihan karena menurutnya saat ini Taman mini sudah cukup bersih, akses ke sana juga semakin mudah. Selain itu keinginan anaknya juga mempengruhi Ibu Misroha untuk bepergian. “aku yang penting keluargaku pas anakku liburan pada ke sini. Pas ada rezeki, pergi. Anaknya minta ke sono, izin dulu sama bapaknya. Kalo ga boleh ya nonton bareng. Bepergian pun merupakan refereansi dari suaminya yang sudah lama tinggal di Jakarta dan pernah bekerja di koran Kompas sehingga lebih tau tentang tempat rekreasi.
Beliau mengaku bahwa dirinya ingin sekali pergi ke tempat wisata yang jauh dari polusi, jauh dari keramaian seperti pantai yang udaranya segar. Pemandangannya indah, banyak kapal-kapal, dan ombak pantai pun makin membuat suasana pantai menjadi lebih indah lagi. Disana mereka bisa bermain di pantai, dan anak-anak bisa mandi di sana. “di pantai lebih nyaman, tenang, bisa menghirup udara segar.” Jelas Ibu Misroha. Taman mini yang memiliki banyak pengunjung pun membuat beliau sedikit tidak tertarik untuk pergi ke sana karena ramai, panas, dan kotor. Harapan beliau agar pantai dapat menjadi lebih menarik adalah disediakan jalan yang dtinggi di sepanjang pinggir pantai dan mengarah ke pantai sehingga bisa meliat ke arah laut dan melihat ombak, bisa bermain sepeda di tepi pantai. Hal yang dirasakan ketika melihat laut adalah damai.  Menurutnya, pergi ke gunung lebih banyak resikonya dari pada pergi ke pantai karena perjalan di gunung mendaki dan medannya cukup berat.
Aktivitas yang biasa di lakukan di pantai adalah menggelar tikar, makan di pinggir pantai bersama keluaraga. Beliau pun menyebutkan bahwa suatu tempat yang aman pun akan membuat para pengunjungnya nyaman. Hal yang terpikirkan ketika mendengar kata waktu luang adalah istirahat. Tujuan pergi berekreasi menurut Ibu Misroha adalah agar pikirannya tidak tegang karena kebanyakan mikir.

Informan-7



Keluarga Versus Teman untuk Leisure Time
Bapak Nur Rodi adalah salah seorang pedagang Nasi Goreng Mawut yang berlokasi di daerah Ulujami Jakarta Selatan. Warung nasi goreng yang beliau rintis ini biasanya dibuka pada pukul 5 sore sampai dengan jam 1 malam. Ketika ditanyai mengenai aktivitas yang biasa beliau lakukan ketika ada waktu luang, bapak nur menjawab bahwa untuk menghilangkan rasa penat maka beliau akan pergi ke monas dengan tujuan nongkrong bersama teman-temannya dan beristirahat di siang hari. Bapak Nur pun juga berkata “Alasannya, kadang-kadang kita capek, trus juga kadang-kadang temen udah lama nggak ketemu. Momen yang pas kita libur trus ngumpul bareng, nongkrong di Monas kan tepat tu kan enak biasanya”. Beliau mengungkapkan bahwa dirinya pergi nongkorng dalam kurun waktu sebulan sekali. Untuk melakukan aktivitas nongkrong di Monas beliau lakukanya bersama temannya yang merupakan pedagang-pedagang juga dan ketika ditanyakan mengenai keluarga, beliau mengatakan bahwa untuk pergi bersama keluarga biasanya dengan tujuan yaitu tempat pariwisata. “ya biayanya sih ringan, paling abis ya 50. Kan ya kita paling ke sono ngopi, sama ngerokok gitu.” Ucap lelaki yang berusia 24 tahun ini.
Bapak Nur mengatakan bahwa aktivitas yang tidak disukai adalah ketika beliau merasa capek akan tetapi malah di suruh beraktivitas dan beberapa aktivitas yang menurutnya tidak penting karena tidak ada gunanya. Sejak 5 tahun tinggal di Jakarta beliau mengaku memiliki tempat favorit yaitu Dufan dengan alasan bahwa dirinya bisa melihat pantai bisa bermain di Waterbom Atlantis. “..... karena aku pikir di samping-samping pantai itu rasanya plong gitu, kayaknya di pikiran itu berasa lega gitu, kayaknya gimana gitu.” Ujar pemilik warung Nasi Goreng Mawut ini. Informasi mengenai tempat-tempat yang pernah beliau kunjungi ini merupakan hasil rekomendasi dari para teman-temannya ataupun saudaranya. Saat ditanyakan mengenai tempat yang paling favorit, beliau pun menjawab “kalo sama temen sih mending ke Monas karena nongkrongnya bebas, tapi kalau sama keluarga ya Dufan.”
“..... karena sama teman-teman ya sepantaran, namanya aja juga temen, kadang kalo ngobrol-ngobrol nongkrong di Monas itu rasanya beda.” Ucap bapak Nur melengkapi jawaban sebelumnya. Lain halnya dengan keluarga, menurut beliau di Dufan itu karena ingin bersama-sama keluarga di pantai, senang- senang bersama keluarga, mandi bersama di pantai, bermain air, sehingga dirinya pun merasa senang. Untuk masalah jarak tempat favorit tersebut bapak Nur menjelaskan bahwa  waktu yang ditempuh untuk pergi ke Monas berkisar 1 – 1.30 jam dan kalau ke Dufan pun lebih jauh berkisar 2 jam lebih.
Bepak Nur rela menghabiskan waktu berjam- jam untuk pergi ke Dufan karena menurutnya ketika ada waktu luang maka harus di manfaatkan dan karena waktu kunjungan hanya 1 tahun sekali beliau rela untuk menempuh waktu tersebut. Selanjutnya, Monas hampir lebih sering dikunjungi karena 1 bulan sekali pergi ke Monas yang jarahnya tidak terlalu jauh.
Masalah budget yang rela dikeluarkan untuk Dufan minimal 1 juta. “ kalo mandi di Atlantis tiketnya aja 125 ribu, 1 orang, bahkan lebih untuk biaya masuk doang. Kadang – kadang kita bawa bekal dari rumah.” Tutur pak Nur. Lokasi tempat wisata yang cukup jauh menuntut beliau untuk pergi menggunakan kendaraan seperti motor ataupun menyewa mobil pribadi. Tempat yang paling senang untuk dikunjungi adalah Monas sedangkan tepat yang tidak suka dikunjugi adalah bukit. “.... biasanya saya paling ga suka bukit karena capek naiknya.” Kata bapak Nur. “Namanya udah capek kerja kan bukan liburan, malah tambah capek jadinya. Pengennya yang relax gitu”. Jelas Bapak Nur. Sampai bapak nur berkata bahwa apabila dengar kata bukit dirinya pun malas.
Pengalaman menarik dalam hal berekreasi pun pernah di alami oleh Bapak nur ini. Pada saat itu belaiu sedang pergi ke Monas bersama teman-temannya yang sedang asik ngopi. Tiba-tiba hujan pun datang sehingga beliau dan teman-temannya kehujanan dan sesegera mungkin mencari tempat untuk berteduh. Hingga akhirnya beliau pulang ke rumah dengan kondisi basah kuyup.
Lain halnya dengan pengalaman buruk yang pernah dialami oleh Bapak nur. Ceritanya, pada saat itu ingin pergi ke rumah saudaranya yang berlokasi di kebun jeruk pada malam hari. ketika diperjalanan pun bapak Nur mengalami musibah yaitu ban motornya bocor. Hingga akhirnya beliaupun mendorong motornya ke tempat tambal ban yang lokasinya hampir dekat dengan rumah saudaranya tersebut. Hal yang sama pun menimpa  Bapak Nur yang sedang pergi bersama teman-temannya untuk berekreasi ke waduk Malahayu. Akan tetapi, yang terjadi adalah kendaraan temanya rusak hingga akhirnya sampai di lokasi yang dituju sudah larut malam dan waktu rekreasi pun hanya sebentar.
Ketika bercerita kembali mengenai monas beliau pun menjabarkan bahwa di Monas itu jarang ada petugas. Sehingga jika belau ingin nongkrong bareng di sana pada malam hari pun menjadi bebas, bisa bermain bola tanpa ada yang melarang. Tempat wisata seperti Dufan pun memiliki nilai yang baik di mata Bapak Nur karena menurutnya Dufan itu tempatnya bersih, dan petugasnya ramah sehingga merasa segan ketika melakukan kunjungna ke sana. Dengan adanya kelebihan maka ada kekurangan yang juga dialami oleh beliau dimana di Dufan perlu di perbanyak seperti wc umum dan mushola dengan harapan ketika ada orang yang kebelet mereka tidak sembarangan lagi. Selain itu, kalau di Monas yang perlu diperbaiki adalah parkir liar karena suka minta uang sembarangan dan terkadang dengan sesuka harinya menaikkan uang parkir. Sehingga menurut beliau perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut agar ketika orang orang beraktivitas di sana bisa nyaman.
Bapak nur memiliki beberapa kriteria dalam memilih tempat wisata seperti harus tersedianya event-event sehingga ada hiburan yang bersifat santai. Hal ini dianggap perlu oleh orang-orang banyak. “kalau menurut saya orang -orang lebih banyak berkunjung ke tempat wisata yang banyak eventnya.” tuturnya ketika memberi alasan. Selain itu, Promo tempat wisata juga dianggap penting seperti promo paket dengan harga yang lebih murah. Dan yang terakhir adalah harga tiket masuk yang tidak terlalu mahal. “ saya suka pergi nongkrong, ngerokok bersama teman di Monas karena ngga terlalu bayak ngabisin uang”. Ucap beliau.
Faktor eksternal seperti promosi-promosi di berbagai media seperti poster atau iklan di TV pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi beliau untuk pergi berekreasi. Selain itu ada juga faktor rekomendasi keluarga. Seperti kalimat yang diucapkannya “...jadi sering liat, penasaran juga gitu.” Belai mengaku bahwa dirinya sering meliat poster-poster di jalanan dan kalaupun promosinya melalui internet maka yang banyak melihat atau mencari adalah orang-orang dari luar daerah.
Saat ditanyakan mengenai temoat wisata yang diinginkan bapak Nur menjawab “ karena faktor cuaca di jakarta sangat panas kan ya, yang saya kepengen kalo di Jakarta ya tempat-tempat yang seperti pantai....”ucapnya. dengan alasan ketika berada di pantai pikirannya merasa plong, terasa sejuk, senang melihat orang-orang banyak yang sedang bermain air, perahu-perahu, dan udara di pantai terasa lebih segar.
Harapan tempat rekreasi yang ingin dikunjunginya adalah Bali karena merasa penasaran ketika melihat di TV dan beberapa orang memakai kaos bertulisakan Bali sehingga dirinya membayangkan seperti apa Bali tersebut. Ketika ditanyakan apa yang sebenarnya ingin di lihat di Bali dengan sekejap bapak nur menjawab “ yang saya penasaran ya pengen liat itu matahari tenggelam dan terbit matahari.”. “menurut saya pantai itu tenang, damai gitu kan, bisa bikin pikiran berasa plong, gitu. Jadi saya lebih suka di pantai.” Jawabnya ketika ditanyai mengenai pantai. Berbeda halnya degan Monas.” Saya lebih suka ke Monas karena satu, enak buat nongkrong malem. Kedua, banyak anak-anak geng-geng motor gitu lah, seneng aja liatnya.” Ucapnya. Belai pun juga mengatakan bahwa “ kalau dari segi pemandangan Monas itu ya biasa-biasa ajalah, cuma kalo di Monas terasa lebih di Jakarta Banget gitu.”
Jika dirinya mendengar kata waktu luang maka teringat kata “nongrong” di dalam pikiran beliau. Sedangkan untuk tempat wisata, bapak Nur menyebutkan kata “ramai” karena dengan ramainya suatu tempat wisata maka dapat menarik perhatian orang untuk berkunjung karena adanya rasa penasaran terhadap tempat tersebut. “ kondisi Jakarta sekarang lebih panas, lebih macet juga...” tuturnya ketika menyampaikan pendapat.” Kadang-kadang kita yang udah capek kerja kan, udah panas, pusing dari kerjaan juga jadi kita ngilangin rasa penat di pikiran ya kan kita larinya ke pantai. Merasa lebih tenang, adem juga gitu kan jadi berasa lebih lega kalo di pantai” ujar lelaki yang memiliki hobi berenang dan main bola. Menurutnya karena faktor hobi juga yang membuat dirinya ketika sedang pergi ke Monas untuk melakukan aktivitas nongkrong dan bisa menyalurkan hobinya untuk bermain bola.

Informan-6



Waktu Luang Harus Bermanfaat
Seorang penjaga rumah inap yang berada di Tanah Abang ini bernama Ibu Lili Sukarsih. Beliau akrab dengan sapaan bu Aci. Dalam menghabiskan waktu luang, ibu aci melakukan berbagai aktivitas seperti nonton berita, istirahat, memasak cemilan (makanan kecil). Alasan Ibu aci melakukan berbagai aktivitas tersebut adalah karena dirinya merasa senang melakukan berbagai aktivitas tersebut dan ingin menyalurkan hobinya. Motivasi dari dalam dirinya adalah sejak muda dirinya sering cari makan-makanan, bikin cemilan, ikut kursus seperti memasak dan mencari informasi agar bisa menambah pengetahuan. Bisanya tujuan ibu aci jalan adalah untuk mencoba makanan enak yang ada di wilayah Jakarta.  “ kan kita juga merasa suntuk, jenuh, jadi boleh dong sesekali kita ppeergi makan ke luar.” Ucap Ibu yang berusia 60 tahun ini.
Hal yang tidak disenangi oleh ibu aci adalah pergi ke tempat yang banyak kerumunan orang. “ saya tidak suka apabila melakukann sesuatu yang tidak ada manfaatnya” Ungkap Ibu Aci. Adapun daerah yang sering dikunjungi Ibu aci untuk berwisata kuliner adalah ke daerah Roxy, ke senen, ke keramat, kebon jeruk untuk mencari makanan yang sesuai dengan seleranya dengan menggunakan motor bersama adeknya. Informasi mengenai tempat kuliner makanan tersebut diketahui ketika dirinya sedang berjalan-jalan ke suatu tempat dan melihat suatu tempat makan yang ramai oleh pengunjung ataupun dari beberapa tetangganya atau keluarganya. Menurut Ibu Aci aktivitas seperti kuliner makanan tersebut tidak memerlukan biaya yang besar yaitu bekisar 50-60 ribuan. “ jadi harus diseimbangin, makan nggak seberapa, kenapa pergi terlalu jauhnya kayak gitu.” Ungkap Ibu ini.
“ pergi itu kalau ada tujuan aja, misalnya lagi jalan-jalan cari makanan.” Jabar Ibu Aci.adapun pengalaman yang pernah beliau alami adalah ketika beliau pergi ke pegunungan maka beliau dapat melihat keindahan yang kuasa. Hal yang dicari di gunung adalah kesejukan, ketenangan, menghilangkan stress dengan melihat alam. Menurutnya taman berbeda dengan alam karen alam tidak memiliki batasannya dan alam tidak bisa di buat oleh manusia “ keindahan alam itu tidak di tata, tetapi memang seperti itulah adanya. “ ungkapnya. Beliau mengungkapkan bahwa apabila diri diajak pergi ke tempat wisata seperti pemandian air panas maka beliau mau untuk pergi karena dirinya di sana bisa berendam di dalam air panas. “ karena di sana ibu bisa merasakan suatu manfaat.” Jelasnya.
Adapun tempat-tempat wisata yang beliau inginkan adalah seperti wisata di Cipanas, ataupun puncak / pegunungan. “ jika kita melihat alam yang indah. Tujuannya adalah untuk menimbulkan pemikiran positif dari dirinya. Sehingga beliau pun menjadi sadar atas anugrah yang maha kuasa dan manusia sebagai makhluknya tidak ada apa apanya. Adapun hal- hal yang disukai oleh Ibu Aci adalah mencari tahu sesuatu seperti bahasa baru ataupun cara kerja suatu alat. Sehingga walaupun dirinya tidak memiliki pendidikan yang tinggi, beliau dapat mengetahui sedikit-sedikit informasi yang baru tersebut.
Menurut beliau, sesuatu yang harus ada di suatu tempat wisata adalah tempat makan, apalagi ada tempat saung sebagai tempat makan karena dirinya merasakan suasana makan yang berbau sunda dan seakan akan beliau teringat dengan kampung halaman dirinya. “ setiap daerah kan memiliki suatu ciri khas yang berbeda. “ tutur Ibu Aci.apabila pergi ke pegunungan beliau dapat menghirup udara yang sehat.
“nikmat dan enak itu ngga bisa sama, kalo enak Cuma samai di mulut doang, kalo nikmat saya rasa senang di hati kita.” Ungkap Ibu yang pecinta kuliner ini. Rentang waktu untuk bepergian jauh ataupun berkumpul bersama keluarga biasanya dalam hitungan 1 tahun sekali.
Harap Ibu aci untuk suatu tempat wisata adalah agar bisa menyediakan fasilitas yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh orang tua juga seperti pemandian air panas “ yang butuh hiburan bukan cuma anak-anak doang, kan orang tua juga butuh.” Tuturnya menjelaskan.
Waktu luang menurut Ibu Aci adalah duduk dan nonton TV karena sekalian bisa instirahat dan  juga menambah wawasan dan cari pengetahuan mengenai sesuatu. “ suatu waktu ibu pulang ke Bogor itu juga sekalian pulang kampung.” Terang beliau.
“ Kalau Ibu di Bogor di ajakin pergi berziarah oleh rombongan pengajian. Kalau di Jakarta ngga ada pengajian.” Terang Ibu Aci. Biasanya Ibu Aci pergi Ziarah itu hanya mengikuti gurunya yang mengajak rombongan pengajian pergi. Beliau pergi berziarah pun dengan  tujuan untuk menambah pengetahuan mengenai makam siapa yang mereka kunjungi. Selain itu ada acara dari keluarahan yang mengajak masayarakatnya untuk berkunjung ke pabrik-pabrik. Ini salah satu aktivitas yang Ibu Aci senangi karena beliau dapat mengetahui usatu pembelajaran mengenai proses pembuatan mie.sehingga ada manfaat yang beliau rasakan ketika bepergian dan berkunjung ke suatu tempat.

Informan-5



I Feel Free Pokoknya


Di siang hari yang cerah, seorang wanita yang memiliki rambut lurus sebahu keluar dari kelasnya yang berada di sudut gedung sambil tersenyum. Gadis ini bernama Yulinar Suprianingsih. Dia adalah salah satu mahasiswa dari Universitas Bunda Mulya. Gadis ini ternyata bersedia meluangkan waktunya untuk menceritakan tentang aktivitas di waktu luangnya. Ketika ditanyai mengenai aktivitas yang sering dilakukan ketika memiliki waktu luang, gadis ini pun dengan percaya diri langsung menjawab“Aku kalo di waktu luang bisanya jalan sama temen- temen, nonton, makan-makan, biasanya jalan aja bareng temen biar ngga bete tapi kadang juga jalan sama keluarga.”
          Gadis yang berusia 18 tahun ini mengaku bahwa dia tidak suka apabila dirinya ada di rumah tetapi tidak ada kerjaan sama sekali, “....... main gedget, nonton tv itu nyebelin banget” tuturnya. Ia mengungkapkan bahwa keadaan seperti itu dia alami karena ketika temannya yang diajak pergi tidak bisa jadi kalaupun pergi seorang diri dia pun merasa bete, selain itu juga karena orang tua dan keluarganya sedang sibuk, hingga akhirnya dia hanya menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di rumah. Saat ditanyakan alasan dia tidak menyukai aktivitas tersebut, Yulinar pun langsung menjawab “ Ngga tau sih, emang dari kecil agak gedean diajak-ajak pergi jadi ya sampai sekarang juga pengennya itu ya ga bisa diemmm, pengennya jalan - jalan terus, pengennya ya ada kegiatan. Trus pas SMP sih pendiem, ga ada kegiatan, trus pas  SMA ikut-ikutan organisasi, eee.... jadi ada kegitan tiap hari, ada aja ke sekolahnya, jadi tetep aja kebawa sampe sekarang.”
          Menurutnya, tujuan melakukan aktivitas jalan-jalan di waktu luang adalah untuk ngumpul bersama teman-teman jadi intensitas komunikasi sering sehingga menjadi lebih dekat dengan teman dan punya teman lebih banyak, selain itu juga dapat menghibur diri sendiri ketika bete dan galau sehingga tidak merasa sedih lagi.
          Gadis yang memiliki hobi jalan-jalan ini memiliki tempat favorit yang sering dia kunjungi yaitu Taman Anggrek dan Central Park. Alasan Yulinar sering mengunjungi Taman Anggrek adalah karena dia bisa bertemu teman-teman SMA ataupun teman-teman kuliah. Sedangkan central park karena memiliki taman yang bagus.
          Kegitan lain yang sering dilakukan adalah berorganisasi dan berekreasi ketika sedang libur. Yulinar mengaku bahwa biasanya dia pergi berekreasi bersama keluarga seperti ke Dufan karena lokasinya dekat dan enak. “... enaknya apa ya? Bisa teriak-teriakan. Kalo lagi bete ya bisa teriak gitu loh.”ujar mahasiswa ilmu komunikasi UBM ini. Disamping itu, dia sering juga berkunjung ke taman mini dengan alasan bahwa ia dapat melihat pemandangan yang bagus, “enak aja, kayak sejuk, jarang gitu di jakarta ada tempat yang bagus kayak gitu, mungkin sekarang agak kurang terawat kalo dulu sih masih bagus gitu. Trus naik gondolanya itu loh, walaupun takut ketinggian tapi seneng aja liat ke bawah di danau-danau buatan Indonesia gitu, pulau Indonesia itu bagus ya.” Tuturnya. Akan tetapi untuk saat ini Yulinar sudah jarang pergi ke Taman Mini dikarenakan lokasi yang jauh dan ia merasa bahwa sekarang kondisinya kurang terawat. Dia juga menyebutkan bahwa ada beberapa tempat di Indonesia yang bagus akan tetapi kurang terawat seperti Ragunan, Pantai Ancol, Kota Tua dan Monas. Dia merasa prihatin dengan kondisi tempat-tempat wisata tersebut. “ ...kalo menurut aku Ragunan itu kan juga tempat rekreasi, cuma binatang-binatangnya ga keurus, kecil-kecil, terus kandangnya itu juga ya udah karatan dan ga layak banget gitu. Sedangkan itu kan ada binatang biantang buas yang bisa saja melukai kita lah istilahnya.” Ucapnya prihatin. Yulinar juga menceitakan bahwa dirinya baru- baru ini pergi ke Monas bersama teman-temannya dan ia merasa bahwa keadaan Monas saat itu kotor, banyak yang julan hingga ia menyimpulkan bahwa Monas terkesan seperti pasar malam. “...padahal itu kan icon jakarta, jadi orang dari luar Jakarta bakal mikir kalo orang Jakarta kotor, gitu sih.” Jelasnya.       
Gadis belia ini menuturkan bahwa dirinya tidak mengukai tempat-tempat yang berbau clubbing dengan alasan bahwa dirinya sejak kecil sudah didik bahwa tempat tersebut tempat nakal. Hobi fotografi membuatnya senang mengunjungi tempat- tempat rekreasi seperti di Bandung yang viewnya bagus, sehingga menurutnya dengan berekreasi dapat menyalurkan hobi dirinya juga. Yulinar mengaku bahwa dirinya ingin melakukan rekreasi asalkan ada yang menemaninya seperti keluarga atau temannya. “...kalo sendiri kayaknya bukan rekreasi banget.” Tuturnya. Menurutnya semakin ramai maka akan semakin banyak cerita, makin seru, dan makin banyak pengalaman.
Pengalaman menarik yang pernah ia rasakan adalah waktu dirinya pergi bersama teman-temannya ke ragunan dengan harapan bahwa ragunan merupakan tempat yang bagus untuk dikunjungi. Di saat itu mereka pergi dengan menggunakan transportasi umum yaitu busway bagaikan anak-anak bolang. Sangat disayangkan, ketika mereka sampai di sana mereka merasa bahwa raguanan tidak sebagus yang mereka bayangkan karena binatangnya kecil-kecil. Ketika itu mereka tersesat sampai ke tempat kandang babi. Ketika itu mereka merasa ketakutan karena kandang babinya pendek dan di bayangan mereka bisa saja babinya melompat ke arahnya sehingga mereka pun berlari-larian menjauhi kandang babi yang kotor dan jelek tersebut. “... tapi pengen ke sana lagi.” Ucapnya tiba-tiba. Ketika ditanyakan mengenai alasannya ia pun langsung berkata “.... kan itu yang mebuat kita seru”.
Biaya tidak terlalu mempengaruhinya untuk berekreasi ke suatu tempat karena bisa saja tetap pergi berekreasi ke tempat yang biayanya lebih murah dan bagus. Tepai dirinya lebih suka pergi ke tempat yang sedang-sedang saja dari sisi biayanya seperti di Bandung ataupun Ancol.
Faktor lingkungan seperti keluarga atau teman juga mempengaruhi dirinya dalam memilih tempat untuk berekreasi. Selain itu juga, jika ingin pergi ke tempat-tempat lain Yulinar biasanya juga menggunakan media Internet untuk men-searching tempat tujuan wisata yang bagus dan banyak diminati orang. Pengaruh media televisi yang menayangkan tempat-tempat wisata juga dapat menarik perhatiannya untuk pergi ke tempat wisata sperti raja Ampat dan pulau karimunjawa. “ih pengen kesini ni, gue harus ke sini ni nanti lewat social media” ungkapnya dengan penuh ekspresi. “untuk di Jakrta, aku kurang tau tempat rekreasi sih, paling tau tempat makanan kuliner sih dari social media” terangnya.
Ketika ditanyakan mengenai faktor yang mempengeruhi dirinya untuk berekreasi ke suatu tempat wisata adalah harga, seperti ungkapnya dalam kalimat berikut : “ ya, disesuaiin budget jugalah, kalo misanya ngga gitu nanti kekurangan. Bisa pergi, ngga bisa pulang....” selain itu view suatu tempat dan keamanan tempat wisata menjadi bahan pertimbangan dirinya dalam melakukan aktivitas wisata.
Saat dimintai untuk memberikan saran ke tempat wisata yang sudah pernah didatangi dia berharap bahwa tepat harus lebih di jaga karena di jakarta sendiri telah banyak mall-mall yang bisa dijadikan tempat rekreasi yang di dalamnya ada kayak dufan kecil dan tempat hiburan lainnya, tapi menurutnya tetap lebih enak jika outdoor dengan kondisi yang tidak kotor, tidak banyak coret-coretan, tidak banyak anak-anak alay, tidak ada yang buang air kecil sembarangan. “ tempat wisatanya kurang dijaga sama pemerintanya juga sama pengelolanya, terus  ga dijaga juga sama kita, jadinya ya jelek juga,” terangnya lebih jelas. Dia juga menyarakan agar tempat-tempat wisata di Jakarta itu harus lebih di promosikan ke publik agar Jakarta tidak hanya dikenal dengan macet saja, tetapi juga ada tempat-tempat yang indahnya.
Harapannya untuk suatu tempat rekreasi adalah suatu tempat yang bagus dan memiliki pemandangan yang bagus, aman “.... pengennya sih kita bisa ngeliat pantai di ketinggian berapa gitu, trus naik tangga kayak gitu, ada pantai, bisa foto-foto dari jauh indah banget “
“ kalo aku sendiri, pengennya tu ngerasa seneng liat pantai bagus, pantai lepas kayak gitu kan. Kalo aku sendiri sih seneng ngeliatnya. Aduh I feel free, kalo kata Syahrini hehhe. Jadi kayak berasa seneng, happy gitu, kayak bebas aja, kayak lepas matanya juga ga dikerumini sama banyak orang. Kalo kepantai kayaknya kosong gitu, jadi, enak aja.”tuturnya. “kalo pergi ke dufan bareng- bareng gitu ngerasa seneng juga, cuma kan ada beberapa hal ya, kayak penuh gitu bikin bete kan, panas, liatin banyak orang, jadinya pusing. Kalo ini kan ada tempatlah yang bisa menyegarkan kita juga....” terangnya.