Minggu, 28 September 2014

Informan-7



Keluarga Versus Teman untuk Leisure Time
Bapak Nur Rodi adalah salah seorang pedagang Nasi Goreng Mawut yang berlokasi di daerah Ulujami Jakarta Selatan. Warung nasi goreng yang beliau rintis ini biasanya dibuka pada pukul 5 sore sampai dengan jam 1 malam. Ketika ditanyai mengenai aktivitas yang biasa beliau lakukan ketika ada waktu luang, bapak nur menjawab bahwa untuk menghilangkan rasa penat maka beliau akan pergi ke monas dengan tujuan nongkrong bersama teman-temannya dan beristirahat di siang hari. Bapak Nur pun juga berkata “Alasannya, kadang-kadang kita capek, trus juga kadang-kadang temen udah lama nggak ketemu. Momen yang pas kita libur trus ngumpul bareng, nongkrong di Monas kan tepat tu kan enak biasanya”. Beliau mengungkapkan bahwa dirinya pergi nongkorng dalam kurun waktu sebulan sekali. Untuk melakukan aktivitas nongkrong di Monas beliau lakukanya bersama temannya yang merupakan pedagang-pedagang juga dan ketika ditanyakan mengenai keluarga, beliau mengatakan bahwa untuk pergi bersama keluarga biasanya dengan tujuan yaitu tempat pariwisata. “ya biayanya sih ringan, paling abis ya 50. Kan ya kita paling ke sono ngopi, sama ngerokok gitu.” Ucap lelaki yang berusia 24 tahun ini.
Bapak Nur mengatakan bahwa aktivitas yang tidak disukai adalah ketika beliau merasa capek akan tetapi malah di suruh beraktivitas dan beberapa aktivitas yang menurutnya tidak penting karena tidak ada gunanya. Sejak 5 tahun tinggal di Jakarta beliau mengaku memiliki tempat favorit yaitu Dufan dengan alasan bahwa dirinya bisa melihat pantai bisa bermain di Waterbom Atlantis. “..... karena aku pikir di samping-samping pantai itu rasanya plong gitu, kayaknya di pikiran itu berasa lega gitu, kayaknya gimana gitu.” Ujar pemilik warung Nasi Goreng Mawut ini. Informasi mengenai tempat-tempat yang pernah beliau kunjungi ini merupakan hasil rekomendasi dari para teman-temannya ataupun saudaranya. Saat ditanyakan mengenai tempat yang paling favorit, beliau pun menjawab “kalo sama temen sih mending ke Monas karena nongkrongnya bebas, tapi kalau sama keluarga ya Dufan.”
“..... karena sama teman-teman ya sepantaran, namanya aja juga temen, kadang kalo ngobrol-ngobrol nongkrong di Monas itu rasanya beda.” Ucap bapak Nur melengkapi jawaban sebelumnya. Lain halnya dengan keluarga, menurut beliau di Dufan itu karena ingin bersama-sama keluarga di pantai, senang- senang bersama keluarga, mandi bersama di pantai, bermain air, sehingga dirinya pun merasa senang. Untuk masalah jarak tempat favorit tersebut bapak Nur menjelaskan bahwa  waktu yang ditempuh untuk pergi ke Monas berkisar 1 – 1.30 jam dan kalau ke Dufan pun lebih jauh berkisar 2 jam lebih.
Bepak Nur rela menghabiskan waktu berjam- jam untuk pergi ke Dufan karena menurutnya ketika ada waktu luang maka harus di manfaatkan dan karena waktu kunjungan hanya 1 tahun sekali beliau rela untuk menempuh waktu tersebut. Selanjutnya, Monas hampir lebih sering dikunjungi karena 1 bulan sekali pergi ke Monas yang jarahnya tidak terlalu jauh.
Masalah budget yang rela dikeluarkan untuk Dufan minimal 1 juta. “ kalo mandi di Atlantis tiketnya aja 125 ribu, 1 orang, bahkan lebih untuk biaya masuk doang. Kadang – kadang kita bawa bekal dari rumah.” Tutur pak Nur. Lokasi tempat wisata yang cukup jauh menuntut beliau untuk pergi menggunakan kendaraan seperti motor ataupun menyewa mobil pribadi. Tempat yang paling senang untuk dikunjungi adalah Monas sedangkan tepat yang tidak suka dikunjugi adalah bukit. “.... biasanya saya paling ga suka bukit karena capek naiknya.” Kata bapak Nur. “Namanya udah capek kerja kan bukan liburan, malah tambah capek jadinya. Pengennya yang relax gitu”. Jelas Bapak Nur. Sampai bapak nur berkata bahwa apabila dengar kata bukit dirinya pun malas.
Pengalaman menarik dalam hal berekreasi pun pernah di alami oleh Bapak nur ini. Pada saat itu belaiu sedang pergi ke Monas bersama teman-temannya yang sedang asik ngopi. Tiba-tiba hujan pun datang sehingga beliau dan teman-temannya kehujanan dan sesegera mungkin mencari tempat untuk berteduh. Hingga akhirnya beliau pulang ke rumah dengan kondisi basah kuyup.
Lain halnya dengan pengalaman buruk yang pernah dialami oleh Bapak nur. Ceritanya, pada saat itu ingin pergi ke rumah saudaranya yang berlokasi di kebun jeruk pada malam hari. ketika diperjalanan pun bapak Nur mengalami musibah yaitu ban motornya bocor. Hingga akhirnya beliaupun mendorong motornya ke tempat tambal ban yang lokasinya hampir dekat dengan rumah saudaranya tersebut. Hal yang sama pun menimpa  Bapak Nur yang sedang pergi bersama teman-temannya untuk berekreasi ke waduk Malahayu. Akan tetapi, yang terjadi adalah kendaraan temanya rusak hingga akhirnya sampai di lokasi yang dituju sudah larut malam dan waktu rekreasi pun hanya sebentar.
Ketika bercerita kembali mengenai monas beliau pun menjabarkan bahwa di Monas itu jarang ada petugas. Sehingga jika belau ingin nongkrong bareng di sana pada malam hari pun menjadi bebas, bisa bermain bola tanpa ada yang melarang. Tempat wisata seperti Dufan pun memiliki nilai yang baik di mata Bapak Nur karena menurutnya Dufan itu tempatnya bersih, dan petugasnya ramah sehingga merasa segan ketika melakukan kunjungna ke sana. Dengan adanya kelebihan maka ada kekurangan yang juga dialami oleh beliau dimana di Dufan perlu di perbanyak seperti wc umum dan mushola dengan harapan ketika ada orang yang kebelet mereka tidak sembarangan lagi. Selain itu, kalau di Monas yang perlu diperbaiki adalah parkir liar karena suka minta uang sembarangan dan terkadang dengan sesuka harinya menaikkan uang parkir. Sehingga menurut beliau perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut agar ketika orang orang beraktivitas di sana bisa nyaman.
Bapak nur memiliki beberapa kriteria dalam memilih tempat wisata seperti harus tersedianya event-event sehingga ada hiburan yang bersifat santai. Hal ini dianggap perlu oleh orang-orang banyak. “kalau menurut saya orang -orang lebih banyak berkunjung ke tempat wisata yang banyak eventnya.” tuturnya ketika memberi alasan. Selain itu, Promo tempat wisata juga dianggap penting seperti promo paket dengan harga yang lebih murah. Dan yang terakhir adalah harga tiket masuk yang tidak terlalu mahal. “ saya suka pergi nongkrong, ngerokok bersama teman di Monas karena ngga terlalu bayak ngabisin uang”. Ucap beliau.
Faktor eksternal seperti promosi-promosi di berbagai media seperti poster atau iklan di TV pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi beliau untuk pergi berekreasi. Selain itu ada juga faktor rekomendasi keluarga. Seperti kalimat yang diucapkannya “...jadi sering liat, penasaran juga gitu.” Belai mengaku bahwa dirinya sering meliat poster-poster di jalanan dan kalaupun promosinya melalui internet maka yang banyak melihat atau mencari adalah orang-orang dari luar daerah.
Saat ditanyakan mengenai temoat wisata yang diinginkan bapak Nur menjawab “ karena faktor cuaca di jakarta sangat panas kan ya, yang saya kepengen kalo di Jakarta ya tempat-tempat yang seperti pantai....”ucapnya. dengan alasan ketika berada di pantai pikirannya merasa plong, terasa sejuk, senang melihat orang-orang banyak yang sedang bermain air, perahu-perahu, dan udara di pantai terasa lebih segar.
Harapan tempat rekreasi yang ingin dikunjunginya adalah Bali karena merasa penasaran ketika melihat di TV dan beberapa orang memakai kaos bertulisakan Bali sehingga dirinya membayangkan seperti apa Bali tersebut. Ketika ditanyakan apa yang sebenarnya ingin di lihat di Bali dengan sekejap bapak nur menjawab “ yang saya penasaran ya pengen liat itu matahari tenggelam dan terbit matahari.”. “menurut saya pantai itu tenang, damai gitu kan, bisa bikin pikiran berasa plong, gitu. Jadi saya lebih suka di pantai.” Jawabnya ketika ditanyai mengenai pantai. Berbeda halnya degan Monas.” Saya lebih suka ke Monas karena satu, enak buat nongkrong malem. Kedua, banyak anak-anak geng-geng motor gitu lah, seneng aja liatnya.” Ucapnya. Belai pun juga mengatakan bahwa “ kalau dari segi pemandangan Monas itu ya biasa-biasa ajalah, cuma kalo di Monas terasa lebih di Jakarta Banget gitu.”
Jika dirinya mendengar kata waktu luang maka teringat kata “nongrong” di dalam pikiran beliau. Sedangkan untuk tempat wisata, bapak Nur menyebutkan kata “ramai” karena dengan ramainya suatu tempat wisata maka dapat menarik perhatian orang untuk berkunjung karena adanya rasa penasaran terhadap tempat tersebut. “ kondisi Jakarta sekarang lebih panas, lebih macet juga...” tuturnya ketika menyampaikan pendapat.” Kadang-kadang kita yang udah capek kerja kan, udah panas, pusing dari kerjaan juga jadi kita ngilangin rasa penat di pikiran ya kan kita larinya ke pantai. Merasa lebih tenang, adem juga gitu kan jadi berasa lebih lega kalo di pantai” ujar lelaki yang memiliki hobi berenang dan main bola. Menurutnya karena faktor hobi juga yang membuat dirinya ketika sedang pergi ke Monas untuk melakukan aktivitas nongkrong dan bisa menyalurkan hobinya untuk bermain bola.

Informan-6



Waktu Luang Harus Bermanfaat
Seorang penjaga rumah inap yang berada di Tanah Abang ini bernama Ibu Lili Sukarsih. Beliau akrab dengan sapaan bu Aci. Dalam menghabiskan waktu luang, ibu aci melakukan berbagai aktivitas seperti nonton berita, istirahat, memasak cemilan (makanan kecil). Alasan Ibu aci melakukan berbagai aktivitas tersebut adalah karena dirinya merasa senang melakukan berbagai aktivitas tersebut dan ingin menyalurkan hobinya. Motivasi dari dalam dirinya adalah sejak muda dirinya sering cari makan-makanan, bikin cemilan, ikut kursus seperti memasak dan mencari informasi agar bisa menambah pengetahuan. Bisanya tujuan ibu aci jalan adalah untuk mencoba makanan enak yang ada di wilayah Jakarta.  “ kan kita juga merasa suntuk, jenuh, jadi boleh dong sesekali kita ppeergi makan ke luar.” Ucap Ibu yang berusia 60 tahun ini.
Hal yang tidak disenangi oleh ibu aci adalah pergi ke tempat yang banyak kerumunan orang. “ saya tidak suka apabila melakukann sesuatu yang tidak ada manfaatnya” Ungkap Ibu Aci. Adapun daerah yang sering dikunjungi Ibu aci untuk berwisata kuliner adalah ke daerah Roxy, ke senen, ke keramat, kebon jeruk untuk mencari makanan yang sesuai dengan seleranya dengan menggunakan motor bersama adeknya. Informasi mengenai tempat kuliner makanan tersebut diketahui ketika dirinya sedang berjalan-jalan ke suatu tempat dan melihat suatu tempat makan yang ramai oleh pengunjung ataupun dari beberapa tetangganya atau keluarganya. Menurut Ibu Aci aktivitas seperti kuliner makanan tersebut tidak memerlukan biaya yang besar yaitu bekisar 50-60 ribuan. “ jadi harus diseimbangin, makan nggak seberapa, kenapa pergi terlalu jauhnya kayak gitu.” Ungkap Ibu ini.
“ pergi itu kalau ada tujuan aja, misalnya lagi jalan-jalan cari makanan.” Jabar Ibu Aci.adapun pengalaman yang pernah beliau alami adalah ketika beliau pergi ke pegunungan maka beliau dapat melihat keindahan yang kuasa. Hal yang dicari di gunung adalah kesejukan, ketenangan, menghilangkan stress dengan melihat alam. Menurutnya taman berbeda dengan alam karen alam tidak memiliki batasannya dan alam tidak bisa di buat oleh manusia “ keindahan alam itu tidak di tata, tetapi memang seperti itulah adanya. “ ungkapnya. Beliau mengungkapkan bahwa apabila diri diajak pergi ke tempat wisata seperti pemandian air panas maka beliau mau untuk pergi karena dirinya di sana bisa berendam di dalam air panas. “ karena di sana ibu bisa merasakan suatu manfaat.” Jelasnya.
Adapun tempat-tempat wisata yang beliau inginkan adalah seperti wisata di Cipanas, ataupun puncak / pegunungan. “ jika kita melihat alam yang indah. Tujuannya adalah untuk menimbulkan pemikiran positif dari dirinya. Sehingga beliau pun menjadi sadar atas anugrah yang maha kuasa dan manusia sebagai makhluknya tidak ada apa apanya. Adapun hal- hal yang disukai oleh Ibu Aci adalah mencari tahu sesuatu seperti bahasa baru ataupun cara kerja suatu alat. Sehingga walaupun dirinya tidak memiliki pendidikan yang tinggi, beliau dapat mengetahui sedikit-sedikit informasi yang baru tersebut.
Menurut beliau, sesuatu yang harus ada di suatu tempat wisata adalah tempat makan, apalagi ada tempat saung sebagai tempat makan karena dirinya merasakan suasana makan yang berbau sunda dan seakan akan beliau teringat dengan kampung halaman dirinya. “ setiap daerah kan memiliki suatu ciri khas yang berbeda. “ tutur Ibu Aci.apabila pergi ke pegunungan beliau dapat menghirup udara yang sehat.
“nikmat dan enak itu ngga bisa sama, kalo enak Cuma samai di mulut doang, kalo nikmat saya rasa senang di hati kita.” Ungkap Ibu yang pecinta kuliner ini. Rentang waktu untuk bepergian jauh ataupun berkumpul bersama keluarga biasanya dalam hitungan 1 tahun sekali.
Harap Ibu aci untuk suatu tempat wisata adalah agar bisa menyediakan fasilitas yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh orang tua juga seperti pemandian air panas “ yang butuh hiburan bukan cuma anak-anak doang, kan orang tua juga butuh.” Tuturnya menjelaskan.
Waktu luang menurut Ibu Aci adalah duduk dan nonton TV karena sekalian bisa instirahat dan  juga menambah wawasan dan cari pengetahuan mengenai sesuatu. “ suatu waktu ibu pulang ke Bogor itu juga sekalian pulang kampung.” Terang beliau.
“ Kalau Ibu di Bogor di ajakin pergi berziarah oleh rombongan pengajian. Kalau di Jakarta ngga ada pengajian.” Terang Ibu Aci. Biasanya Ibu Aci pergi Ziarah itu hanya mengikuti gurunya yang mengajak rombongan pengajian pergi. Beliau pergi berziarah pun dengan  tujuan untuk menambah pengetahuan mengenai makam siapa yang mereka kunjungi. Selain itu ada acara dari keluarahan yang mengajak masayarakatnya untuk berkunjung ke pabrik-pabrik. Ini salah satu aktivitas yang Ibu Aci senangi karena beliau dapat mengetahui usatu pembelajaran mengenai proses pembuatan mie.sehingga ada manfaat yang beliau rasakan ketika bepergian dan berkunjung ke suatu tempat.